Kontributor: Ria Florensia - Allah telah menjelaskan di dalam firman-Nya, bahwasannya Allah wasiat kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya (BIRRUL WALIDAIN)
Surat al-Ankabut ayat 8
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا ۖ
Kami Allah wasiat kepada manusia supaya berbuat baik
kepada kedua orang tuanya
Berikut keutamaan BIRRUL WALIDAIN
1. BIRRUL WALIDAIN ADALAH IBADAH YG AGUNG DI SISI ALLAH
Berbuat baik kepada orang tua nilai derajatnya tertinggi
nomor dua setelah menyembah kepada Allah
Sesuai didalam surat an-Nisaa’ ayat 36:
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ
شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Kalian menyembahlah kepada Allah dan jangan menyekutukan
kepada Allah dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah Kalian dengan sungguh berbuat baik kepada kedua orang tua.
Hal ini menandakan berbuat baik kepada kedua orang tua
adalah ibadah yang agung nomor dua setelah menyembah kepada Allah.
Berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling
utama, dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata.
سَأَلْتُ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟
قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ
قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ:
بِرُّالْوَالِدَيْنِ، قَالَ: قُلْتُ ثُمَّ
أَيُّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي
سَبِيْلِ اللهِ
“Aku bertanya kepada Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam,
‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab,
‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).’
Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang
tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’
2. DOANYA MUSTAJAB
Didalam H.Bukhori Rasulullah menceritakan mengenai 3
orang yg terjebak dalam Goa.
انْطَلَقَ
ثَلاَثَةُ رَهْطٍ مِمَّنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ حَتَّى أَوَوُا الْمَبِيْتَ
إِلَى غَارٍ فَدَخَلُوْهُ، فَانْحَدَرَتْ
صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَسَدَّتْ
عَلَيْهَا الْغَارَ. فَقَالُوْا : إِنَّهُ لاَيُنْجِيْكُمْ مِنْ
هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلاَّ أَنْ تَدْعُوْا
اللهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ:
اَللَّهُمَّ كَانَ لِي أَبَوَانِ
شَيْخَانِ كَبِيْرَانِ وَكُنْتُ أَغْبِقُ قَبْلَ هُمَا أَهْلاً
وَ لاَ مَالاً، فَنَأَى
بِي فِي طَلَبِ شَيْئٍ
يَوْمًا فَلَمْ أُرِحْ عَلَيْهِمَا
حَتَّى نَامَ فَحَلَبْتُ لَهُمَا
غَبُوْقَهُمَا فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ. فَكَرِهْتُ أَنْ أَغْبِقَ قَبْلَهُمَا
أَهْلاً أَوْمَالاً، فَلَبِثْتُ وَالْقَدَحُ عَلَى يَدَيَّ أَنْتَظِرُ
اسْتِيقَاظَهُمَا حَتَّى بَرَقَ الْفَجْرُ
فَاسْتَيْقَظَا فَشَرِبَا غَبُوقَهُمَا. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ
ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ
فِيْهِ مِنْ هَذِه الصَّخْرَةِ،
فَانْفَرَجَتْ شَيْئًا
“ …Pada suatu hari tiga orang dari ummat sebelum kalian
sedang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah
gunung. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh
dan menutupi mulut gua. Sebagian mereka berkata kepada yang lain: ‘Ingatlah
amal terbaik yang pernah kamu lakukan.’ Kemudian mereka memohon kepada Allah
dan I bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah
menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka berkata: ‘Ya
Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan
aku mempunyai isteri dan anak-anak yang masih kecil. Aku menggembala kambing,
ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua
orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk
mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang sudah larut malam dan aku
dapati orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana
sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun
keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk
meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada
siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku.
Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun,
aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan
kepada anak-anakku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang
baik karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah mulut gua ini.’ Maka batu yang
menutupi pintu gua itu pun bergeser sedikit..
3. ALLAH CINTA KEPADA ORANG YANG BIRRUL WALIDAIN
Anak yang berbakti kepada kedua orang tua maka org tua pun
ridho (sayang) kepada anaknya, apabila sudah seperti itu maka Allah pun juga
cinta kepada hamba tersebut
Sesuai hadits Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam,
disebutkan:
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو
بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا الرَّبِّ
فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ
الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma,
bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Ridha Allah
bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada
kemurkaan orang tua” (Bersambung)
0 comments